Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, dipilih oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menggelar kegiatan halaqah fikih peradaban dalam menyambut satu abad Nahdhatul Ulama, Ahad, 2 Oktober 2022.
Halaqah fikih peradaban merupakan salah satu gagasan almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang tak hanya ingin membahas fikih kebangsaan semata, melainkan pembahasan fikih harus menjangkau terhadap kepentingan dunia.
Gagasan Gus Dur ini telah hidup kembali setelah kepemimpinan KH. Yahya Cholil Staquf di PBNU, dengan semboyannya "Menghidupkan Gus Dur".
Sekretaris Pesantren Nurul Jadid H. Faizin Syamwil mengatakan bahwa Pengasuh Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini menyambut kegiatan halaqah fikih peradaban ini dengan penuh kesungguhan.
"Kiai Zuhri sangat serius menyambut akan di gelarnya halaqah di Pesantren Nurul Jadid, " kata Faizin saat rapat panitia halaqah di Paiton, Probolinggo, Jumat.
Bahkan, Faizin mengatakan Kiai Zuhri menginginkan adanya kegiatan prahalaqah agar materi yang akan dibahas nanti lebih terarah dan mendalam.
"Prahalaqah adalah amanah pengasuh yang harus dilakukan untuk memperdalam materi halaqah nanti, " katanya.
Bentuk keseriusan Pesantren Nurul Jadid terhadap kegiatan halaqah tersebut adalah mengundang pengasuh pesantren se-Tapal Kuda, aktivis lintas forum ilmiah dan aktivis lembaga Bahtsul Masail serta para dosen Universitas Nurul Jadid dan Ma'had Aly.
Baca juga:
KSAD Bagikan Tips Jadi Pemimpin Sukses
|
Sebagai pemantik pada kegiatan halaqah fikih peradaban itu adalah Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Wakil Rois 'Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir, K. Moh. Al-Fayyadl dan K. Syaeful Bahar.
"Ada seratus peserta terpilih untuk mengikuti kegiatan halaqah fikih peradaban ini, " kata Syamsuri Hasan Ketua Panitia.
Kata Syamsuri, tema yang diusung pada halaqah kali ini adalah "Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru". Tema tersebut sudah ditentukan dan ada di ToR yang dibuat oleh PBNU.
"Sebenarnya ada 5 tema. Pesantren Nurul Jadid memilih tema Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru, " ungkapnya.
Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid berharap pada pelaksanaan halaqah ini ada rekomendasi yang diberikan kepada PBNU. Menurutnya, rekomendasi itu berupa sikap NU dalam menghadapi dunia saat ini dan Indonesia emas pada tahun 2045.